Memahami Metode Tafsir Dalam Turas Klasik


Penulis : Dr. Hasan Hanafi, Penerbit : Nawesea, Yogyakarta, Cetakan : I, Januari 2007, Tebal : 76 halaman, Peresensi : Fikrul Umam MS*

Al-Quran adalah sumber turas (tradisi), asas peradaban dan sumber pengetahuan umat sekaligus sebagai faktor pembangkit mayoritas gerakan sosial politik di sepanjang empat belas abad sejarahnya. Semua gerakan pembaharuan (tajdid) kontemporer yang berpengaruh di dunia Islam kontemporer kita sebenarnya lahir dari pemahaman al-Quran dengan metode penafsirannya. Misalnya; gerakan nasionalisme dan pembebasan di Arab Barat terkait erat dengan Islam (seperti tercermin dalam revolusi Rif di Maroko, gerakan pembebasan tanah air di Aljazair, Sanusiah dan Umar Mukhtar di Libia) dan terkait dengan ulama Aljazair, ulama Universitas al-Zaitunah dan Universitas al-Qarawiyin di Tunis. Hal yang sama juga terjadi di Arab Timur seperti tercermin dalam gerakan al-Mahdi di Sudan, Wahabi di Hijaz, al-Kawakibi di Syam dan al-Afghani di Mesir. Semangat ini kemudian merambat ke seluruh dunia Islam seperti di Pakistan (dengan konsepnya sebagaimana negara dalam puisi Iqbal) dan terakhir revolusi di Iran. Lanjutkan membaca “Memahami Metode Tafsir Dalam Turas Klasik”

Perbandingan Politik NU dan Muhammadiyah


Judul Buku : Nalar Politik NU dan Muhammadiyah; Over Crossing Jawa Sentris Penulis : Dr. Suaidi Asyari, MA, Ph.D Penerbit : LKiS, Yogyakarta Cetakan : Pertama, April 2009 Tebal : xxiv + 448 halaman Peresensi : Fikrul Umam MS

NU, Nahdlatul Ulama adalah organisasi sosial-keagamaan (jamiyyah diniyyah-ijtimaiyyah) terbesar di negeri ini yang sebenarnya lebih fokus pada persoalan-persoalan kehidupan sosial-keagamaan para warganya. Pada orde lama NU menjadi sebuah partai politik dan mewarnai kehidupan politik bangsa Indonesia , karena merasa kecewa oleh kelompok modernis yang mendominasi Masyumi. Pada Muktamar Situbondo NU kembali ke khittahnya menjadi organisasi sosial-keagamaan dan terjun langsung ke masalah-masalah ke-umat-an. Lanjutkan membaca “Perbandingan Politik NU dan Muhammadiyah”